Monday, June 29, 2009

Niagara tertandingi, berikan sambutan untuk air terjun Iguazu

Air terjun Iguazu terletak di perbatasan antara Parana yaitu negara bagian di Brazil dan Misione, provinsi di Argentina. Air terjun Iguazu terdiri atas 275 bagian yang tersusun sepanjang 2,7 kilometer. Air terjun yang paling mengagumkan diantara semuanya adalah "the Devil's Throat" yang berbentuk huruf "U" dengan ketinggian 82 meter


Beberapa bagian dari air terjun Iguazu dari kejauhan









Jarak terdekat yang bisa anda tempuh untuk melihat air terjun ini


Vertigo. Elevator untuk melihat panorama air terjun ini











Monday, June 15, 2009

Binatang Pun Punya Sarang Yang Amazing

Tidak mau kalah dengan manusia, binatang pun memiliki nilai arsitektur yang tinggi dalam membangun sarangnya, bahkan keindahannya sering tidak bisa kita bayangkan bagaimana cara mereka membuatnya.

Berikut ini kami hadirkan beberapa binatanag yang memiliki nilai cita rasa tinggi dalam hal membangun sarangnya.

1. Sarang Burung Penenun

Burung penenun membangun sarang permanen pada pohon dan objek lainnya yang tinggi. Sarangini akan cukup besar untuk rumah puluhan keluarga burung, berisi beberapa generasi sekaligus. Sarangyang sangat terstruktur memberikan burung rasa yang lebih nyaman dibanding kondisi di luar. Pusat kamar tetap panas dan digunakan untuk malam hari dan mengerami telur. Luar ruangan yang digunakan untuk berteduh di siang hari.




2. Sarang Semut

Komplek sarang semut dibangun oleh banyak anggota koloni. Sarang semut dibangun di bawah tanah atau di atas pohon. Sarang semut ini dapat ditemukan di dalam tanah, di bawah batu atau kayu dan di dalam batu berongga. Bahan yang digunakan untuk pembangunan adalah tanah dan tanaman.Sarang semut selalu dijaga ketat, jadi jangan sampai mengganggunya.



3. Bendungan Berang - berang
Bendungan berang - berang dibuat sebagai perlindungan terhadap predator, seperti coyotes, serigala dan beruang, dan untuk memberikan kemudahan akses ke makanan selama musim dingin. Berang - berang selalu bekerja di malam hari dan produktif pembangun, membawa lumpur dan batu dengan bagian depan dipagari dengan kayu yg dipotong dengan gigi. Karena itu, menghancurkan sebuah bendungan beaver tanpa mengeluarkan berang - berang sulit, terutama jika bendungan hilir adalah sebuah penginapan aktif. Berang - berang dapat membangun dasar seperti bendungan dalam semalam.



4. Sarang Lebah Madu
Lebah madu adalah salah satu spesies dari lebah yang membangun sarangnya dari lilin yg berasal dari nektar bunga yang lalu diproduksi menjadi lilin oleh tubuh lebah sendiri. Sarang lebah sendiri selalu memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia.


5. Sarang Rayap
Rayap pekerja membangun dan mempertahankan sarang koloni mereka seperti rumah. Ini adalah struktur rumit dibuat dengan menggunakan kombinasi dari tanah, lumpur, kayu yang dikunya/ selulosa, dan air liur. Sarang Rayap terdiri dari terowongan seperti galeri yang efektif memberikan udara dan mengontrol keseimbangan CO2/O2, serta memungkinkan untuk memindahkan rayap melalui sarang. Sarang biasanya dibangun di bawah tanah, dalam potongan-potongan kayu besar, pohon-pohon tumbang di dalam atau tinggal di puncak pohon. Beberapa spesies membangun di atas tanah, dan dapat berkembang menjadi gundukan yang menakjubkan.


6. Katak Pohon
Seperti namanya, katak ini biasanya ditemukan di sangat tinggi atau pohon dan tumbuh-tumbuhan yang tinggi. Mereka biasanya tidak turun ke tanah, ketika bertelur mereka membangun busa pada daun dan selama hidup mereka hingga dewasa jarang sekali meninggalkan pohon.



Tuesday, June 9, 2009

LEMURIA : Kisah Benua Yang Hilang Ditelan Masa


SELAIN Atlantis, ternyata masih ada peradaban serupa yang diduga mengalami nasib yang sama dengan Atlantis. Lemuria atau Mu merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75.000 SM – 11.000 SM. Jika dilihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya. Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat diperoleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke-19 yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan.


Coba perhatikan Map diatas, menurut beberapa versi, disitulah letak dari Benua Lemuria/Mu


Informasi tersebut diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh-lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.


Hingga saat ini, letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island atau Pulau Paskah yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.


Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap di pulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan. Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.


Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli atau ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka. Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka.



Edgar Cayce, seorang spiritualis Amerika melalui ilmu cenayangnya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama. Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria diperoleh dengan men-channel kristal-kristal 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa monumen batu misterius berhasil ditemukan di bawah perairan Yonaguni, Jepang. Mungkinkah monumen-monumen itu merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?


Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa di dunia, diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.



Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean, sehingga dalam sekejap, Lemuria pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak, ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades).


Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalkan bumi untuk menetap di planet lain ini sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari. Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan. Dari sekelumit kisah yang diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran.


Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.


Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.

Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).

Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.

Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi mereka.


Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal-crystal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini.






Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni, Jepang, mungkinkah monument-monumen ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria?


Dari sekelumit kisah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari mereka berguguran. Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri.


Monday, June 8, 2009

Goliath Frog: Katak Super Size

Pernahkah anda melihat katak sebesar ini? Pasti jawabannya belum, Namanya Goliath Frog (Conraua Goliath). Habitatnya di Sungai Benito, Cameroon, Afrika Barat (dekat Gabon). Panjangnya bisa mencapai 33 cm (tanpa kaki yang dipanjangkan) dan beratnya bisa mencapai 3,3 kg. Kalau sedang duduk akan terlihat sebesar kucing. Anak-anak di Afrika tampaknya sudah akrab dan mungkin saja jadi binatang kesayangan dan peliharaan. Wow, di Indonesia binatang peliharaannya kucing atau anjing. Di Afrika binatang peliharaannnya katak raksasa.

Namun Jumlah mereka semakin berkurang, karena perusakan habitat dan kebanyakan dari mereka di awetkan untuk menjadi hiasan atau tukar menukar hewan peliharaan. Sekitar 300 goliath, di ekspor ke luar negeri setiap tahunnya.

Nama Ilmiah : Conraua goliath
Umur Hidup : 15 tahun
Makanan : Kalajengking, Serangga, Kodok yang lebih kecil

Perbandingan Dengan 3 Orang Anak



Perbandingan Dengan Katak Biasa


Gambar Lain











Dunia Gempar Ikan Purba Tangkapan Yustinus



Dua nelayan asal Malalayang, Manado, Yustinus Lahama dan Delfie, tidak menyangka ikan hasil tangkapannya pada 19 Mei 2007 di perairan Teluk Manado, cukup menggegerkan dunia.

Pasalnya, ikan yang diketahui para ilmuwan dunia itu, sejenis “Latimeria menadoensis” atau Coelacanth, merupakan ikan purba yang sebenarnya sudah dianggap punah sejak 65 juta tahun lalu.

Sekarang ikan tersebut telah dipajang dan membuat gempar peserta dari berbagai negara yang ikut dalam ajang World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, 11-15 Mei 2009.

Yustinus mengatakan, ikan purba tersebut ditangkap ketika tersangkut kail miliknya. Ketika ditarik nampak seekor ikan dengan panjang kurang lebih satu meter dan berat berkisar 30 Kg disertai bintik-bintik putih.

Ikan itu didapat pada kedalaman laut sekitar 105 meter, di pantai Malalayang, pada pukul 08.00 Wita, 19 Mei lalu. “Meski tergolong besar, namun ikan tersebut tampaknya tidak melakukan perlawanan lagi ketika diseret hingga ke dalam perahu,” katanya, mengisahkan penangkapan itu.

Menurut data berbagai sumber, Coelacanth diartikan sebagai “duri yang berongga” berdasarkan kata Yunani coelia, “berongga” dan acanthos, “duri”. Ini merujuk pada fisiknya yang berduri pada sirip yang berongga.



Coelacanth adalah ikan yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu, sampai sebuah spesimen ditemukan di Timur Afrika Selatan, di perairan Sungai Chalumna tahun 1938.

Namun, sejak itu Coelacanth ditemukan di Komoro, perairan Pulau Manado Tua di Sulawesi, negara Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan Taman Llaut St Lucia di Afrika Selatan.

Di Indonesia, khususnya di sekitar Manado, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut. Coelacanth terdiri dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Sampai saat ini, telah ada dua spesies hidup Coelacanth yang ditemukan yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis.

“Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir masa Cretaceous, sekitar 65 juta tahun yang silam,” kata Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsrat Manado, Prof KWA Masengie.

Menurut dia, ada seorang iktiologis (ahli ikan), Dr JLB Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939.

Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan itu.

Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 meter.

Di luar kepulauan itu, sampai tahun 1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambik, Madagaskar dan juga Afrika Selatan. Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama.



Pada tahun 1998, enam puluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup Coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.

Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan purba itu secara fisik mirip Coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya.

Ketika ikan itu ditangkap dengan jenis yang lain oleh dua nelayan di Manado, informasinya langsung menghebohkan warga hingga ke telinga Gubernur Sulut, SH Sarundajang. Gubernur Sulut SH Sarundajang selaku penggagas pelaksana WOC, langsung mencari ikan tersebut dengan mengundang sejumlah peneliti dari berbagai akademisi, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ikan tersebut langsung diamankan di Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, disimpan di “cold storage”, agar bisa terus bertahan hingga pelaksanaan WOC dan kepentingan ilmiah.

Manado Ocean Declaration (MOD) sudah disepakati pada WOC yang diikuti ribuan peserta dari 80 lebih negara di Manado, serta telah mencatat sejarah tentang penyelamatan laut dan konservasinya.

Namun, keberadaan ikan purba yang ternyata masih berada di perairan di dunia ini tetap mencuatkan ide, agar Coelacanth jadi maskot WOC.

Koordinator Media Center WOC Roy Tumiwa di Manado, mengatakan, ikan purba itu sudah dijadikan bahan diskusi di tingkat pemerintah dan stakeholder kelautan.

Keberhasilan menyelenggarakan WOC telah menjadikan Kota Manado terkenal ke berbagai penjuru dunia. Namun, akan lebih terkenal lagi, bila ikan purba coelancanth kelak dijadikan maskot WOC.


Saturday, June 6, 2009

Peduli Lingkungan: TIKUS GOT terlatih...


Berikut ini kisah se-ekor tikus Afrika yang sudah terlatih, diberi nama Kofi. Dengan penciumannya yang tajam, dia dapat mengendus ranjau dalam radius sekitar 50 meter, dengan berat badan yang hanya sekitar 1.3 Kg, sangat kecil kemungkinan ranjau dapat terpicu (trigger) dan meledak oleh tekanan berat badannya.

Kofi dan tikus pendeteksi ranjau lainnya, dilatih pada saat berhenti menyusui, atau saat berumur lima minggu. Tikus ini dilatih untuk mengendus (mendeteksi) aroma/bau casing baja sebuah ranjau darat, sebagai hadiah-nya, tikus ini akan mendapatkan makanan, dalam hal Kofi sang pahlawan ini, hadiahnya adalah sebuah alpukat.

Seekor tikus pendeteksi ranjau yang sudah terlatih, dengan cekatan akan mengendus ranjau, kemudian duduk dan mengorek tanah tempat lokasi ranjau ditemukan, dan menunggu untuk diberikan makanan sebagai hadiahnya. Setelah itu, seorang ahli demolisi akan akan menghancurkan ranjau tersebut.

Saat ini ada 30 ekor tikus pendeteksi ranjau yang digunakan di Mozambique untuk membersihkan ranjau darat, sisa peninggalan perang saudara di negara tersebut.

ikus pendeteksi ranjau ini dapat mensterilkan ladang ranjau seluas 100 meter persegi hanya dengan waktu 30 menit, setara dengan dua hari pekerjaan manusia (petugas penjinak ranjau). Luar biasa !

ini videonya kalo mau liat tikus2 beraksi

http://www.youtube.com/watch?v=_eAGt...layer_embedded

Friday, June 5, 2009

Mengapa Daun Teratai Tidak Basah?



Misteri bagaimana daun teratai yang superhidrofob tetap kering meski terapung di atas air telah dipecahkan oleh ilmuwan di Cina.

Bagian atas daun teratai yang terapung merupakan contoh permukaan hidrofob yang sudah dikenal, yang menumpahkan air yang jatuh di atasnya, dan prinsip ini telah digunakan sebagai sebuah model untuk teknologi seperti jendela yang membersihkan dirinya sendiri secara otomatis. Daun teratai ditutupi oleh permukaan kasar yang memiliki tonjolan-tonjolan berlilin, yang menyebabkan air membentuk gumpalan dan tergelincir jatuh dari daun. Sekarang Lei Jiang dari Akademi Sains Cina di Beijing dan rekan-rekannya telah menemukan mengapa, meski terapung di atas air, tidak ada sedikit airpun yang mengalir masuk ke dalam daun.

Mikroskop elektron menunjukkan bahwa, di dekat ujung daun, tonjolan-tonjolan berlilin digantikan oleh permukaan halus yang terdiri dari lipatan-lipatan dan alur-alur, sehingga mencegah aliran balik dari tetesan-tetesan air. Ini berarti bahwa daun tersebut 50% lebih tahan terhadap perendaman dibanding sebuah daun model yang memiliki permukaan halus.

Pinggir daun teratai membantu menjaga permukaannya tetap kering

Jiang menyebutkan bahwa, seperti permukaan daun teratai yang telah menjadi inspirasi untuk membuat permukaan-permukaan superhidrofob, apa yang ditemukan pada batas pinggir daun ini bisa dijadikan sebagai sebuah model dalam aplikasi seperti tabung atau saluran-saluran mikrofluida yang memerlukan pengaliran keluar atau penolakan arah aliran air.

Abraham Marmur, seorang profesor ilmu dan teknologi air di Technion-Israel Institute of Technology, Haifa, mengatakan bahwa "para peneliti ini seharusnya diberikan penghargaan atas temuannya yang telah membuka sebuah aspek baru dari daun bunga teratai".

sumber :
http://www.chem-is-try.org/


Thursday, June 4, 2009

Peternakan adalah Ancaman Utama bagi Lingkungan

Penanganan darurat diperlukan

29 November 2006, Roma – Mana yang menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih banyak, peternakan atau mengemudi kendaraan?

Kejutan!

Menurut sebuah laporan terbaru yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setara dengan 18 persen CO2, jumlah ini lebih banyak dari gabungan seluruh transportasi di seluruh dunia. Sektor ini juga menjadi sumber utama dari kerusakan tanah dan pencemaran air bersih.

Henning Steinfeld adalah Ketua FAO untuk Informasi dan Kebijakan Peternakan, serta penulis senior dari laporan: “Ternak merupakan salah satu kontributor paling signifikan bagi masalah lingkungan yang paling serius saat ini. Penanganan darurat diperlukan untuk memperbaiki keadaan.”

Dengan meningkatnya kesejahteraan, penduduk dunia memakan lebih banyak daging dan produk susu setiap tahunnya. Produksi daging global diproyeksikan lebih dari dua kali lipat, dari 229 juta ton pada tahun 1999/2001 menjadi 465 juta ton pada tahun 2050, sementara konsumsi susu diperkirakan naik hingga 580-1043 juta ton.

Bayangan Panjang

Sektor peternakan tumbuh lebih cepat dari sektor pertanian lainnya. Sektor ini memberikan mata pencaharian bagi sekitar 1,3 miliar orang dan memberikan kontribusi sekitar 40 persen terhadap pertanian global. Banyak petani miskin di negara-negara berkembang yang masih menganggap ternak sebagai sumber energi yang penting dan sumber pupuk organik untuk tanaman mereka.


Tetapi pertumbuhan kilat seperti itu memberikan kerusakan lingkungan yang tinggi. Menurut laporan FAO, Livestock’s Long Shadow – Environmental Issues and Options (Bayang Panjang Peternakan – Masalah Lingkungan dan Pilihannya), “Biaya lingkungan untuk memproduksi ternak harus dihentikan satu setengah kali untuk menghindari kerusakan yang semakin buruk yang melewati level sekarang.”

Jika emisi dari penggunaan tanah serta perubahan fungsi tanah dimasukkan maka sektor peternakan menyumbang 9 persen CO2 dari aktivitas yang berhubungan dengan manusia, tetapi menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca berbahaya yang jauh lebih besar. Sektor peternakan menghasilkan 65 persen dinitrogen oksida (N2O) yang mempunyai Potensi Pemanasan Global (GWP) 296 kali lebih kuat dari CO2 yang sebagian besar berasal dari kotoran ternak.


Sektor itu juga menghasilkan 37 persen dari semua metana yang dihasilkan oleh manusia, metana mempunyai efek pemanasan 23 kali lebih kuat dari CO2, yang sebagian besar dihasilkan oleh sistem pencernaan hewan pemamah biak. Selain itu peternakan juga menghasilkan 64 persen amonia yang secara signifikan menghasilkan hujan asam.


Ternak sekarang menggunakan 30 persen dari tanah di seluruh permukaan Bumi yang pada umumnya berupa padang rumput permanen tetapi juga menempati 33 persen dari lahan subur di seluruh dunia yang digunakan untuk menghasilkan makanan ternak. Pada saat hutan dibabat untuk membuat padang rumput baru, peternakan menjadi penyebab utama penggundulan hutan, khususnya di Amerika Latin dimana sekitar 70 persen dari hutan Amazon berubah menjadi gersang.


Tanah dan Air


Pada waktu yang sama, peternakan menyebabkan degradasi tanah besar-besaran. Sekitar 20 persen dari padang rumput kesuburannya menurun karena terlalu banyak hewan ternak yang merumput, selain itu tanah tersebut semakin padat serta terkikis. Angka ini bahkan lebih tinggi lagi di tanah kering dimana kebijakan dan manajemen ternak mempercepat proses penggurunan tanah.


Industri peternakan adalah sektor utama yang menyebabkan berkurangnya persediaan air bersih di Bumi, juga penyumbang pencemaran air, euthropication, dan kerusakan terumbu karang. Zat pencemar utama dari peternakan adalah antibiotik, hormon, bahan kimia dari pengulitan hewan, pupuk, dan pestisida yang disemprot ke tanaman untuk menghasilkan pakan ternak. Padang rumput yang membentang luas mengganggu siklus air serta mengurangi peresapan air tanah. Sedangkan sejumlah sumber air yang penting disedot untuk irigasi untuk memproduksi makanan ternak.


Ternak diperkirakan menjadi sumber utama polusi phosphorous dan pencemaran nitrogen di Laut China Selatan, serta turut menyumbang kehilangan keanekaragaman hayati di ekosistem laut.

Jumlah hewan menyusui dan hewan yang diambil dagingnya sekarang menempati sekitar 20 persen dari seluruh hewan di Bumi. Kehadiran ternak yang menempati area tanah yang luas serta permintaan terhadap hasil pangan yang besar juga menyumbang kehilangan keanekaragaman hayati. 15 dari 24 ekosistem penting dinilai sudah tidak layak lagi, dan hewan ternak dikenal sebagai pengrusak ekosistem itu.


Penanganan

Laporan yang dikeluarkan oleh bantuan lembaga multi Peternakan, Inisiatif Lingkungan dan Perkembangan (LEAD), mengungkapkan secara gamblang tentang biaya lingkungan yang harus dibayar akibat dari sektor peternakan dan menetapkan sejumlah cara untuk memperbaiki situasi, termasuk:

Degradasi tanah – mengontrol akses dan menghilangkan rintangan di padang rumput biasa. Menggunakan metode konservasi tanah dan silvopastoralism, juga melarang ternak di daerah yang sensitif; membayar ganti rugi lingkungan atas penggunaan tanah oleh peternakan sebagai upaya untuk memperbaiki degradasi tanah.


Atmosfer dan iklim – menambah efisiensi produksi ternak dan pertanian pangan. Mengurangi pola makan hewani untuk mengurangi emisi metana dan membuat tanaman biogas inisiatif untuk mendaur ulang pupuk.


Air – memperbaiki efisiensi sistem irigasi. Mengenakan harga atau pajak tinggi untuk air yang digunakan untuk peternakan yang berskala besar di dekat kota.


Ini dan pertanyaan yang berhubungan telah menjadi fokus diskusi antara FAO dan mitranya untuk memetakan para produsen ternak dalam pertemuan global di Bangkok. Diskusi ini juga termasuk risiko kesehatan rakyat akibat pertumbuhan sektor ternak yang bertambah semakin cepat serta penyakit pada hewan yang juga mempengaruhi manusia.

Friday, May 8, 2009

Perairan Selatan Bali Surganya Ikan Mola-Mola

Nusa Penida: Nusa Lembongan, pulau kecil di wilayah selatan Pulau Bali, merupakan salah satu lokasi persinggahan terbaik bagi spesies ikan di dunia. Salah satunya ikan mola-mola. Seperti julukannya, ikan matahari, ia gemar mencari sinar matahari.

Keberadaan ikan mola-mola sekitar 500 meter dari permukaan laut membawa dampak baik bagi ikan-ikan kecil. Ikan kecil membantu mola-mola menghilangkan parasit, sekaligus mengonsumsinya.


Periode kemunculan ikan bertubuh gepeng dengan diameter hampir dua meter ini yang hanya setahun sekali menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun asing. Apalagi, wilayah penyelaman di Teluk Nusa Penida termasuk merupakan wilayah populer selam di dunia.


Namun, kini muncul kekhawatiran dari pecinta biota laut akan ekspose spesies ikan langka yang ramah ini dalam cara-cara yang mungkin dapat membahayakannya. "Sangat disayangkan cara melihat mola-mola tidak berprinsip kepada prinsip ramah lingkungan, seperti terlalu dekat, menyetuh atau memaksa, terlalu ramai, dan sebagainya," kata Marhen Welly, Peneliti LSM The Nature Conservancy, baru-baru itu. "Mola-mola itu akan terganggu dan stres dan ada kemungkinan pindah ke tempat lain.


Masih banyak hal yang tidak diketahui tentang ikan mola-mola. Para pecinta biota laut memastikan akan terus mempelajarinya.


Source : Liputan6.com


Monday, April 13, 2009

Menanam 1 pohon

Global warming.. Banyak orang yang mendengar, membahas, bahkan berdemonstrasi mengenai globar warming, namun sangat sedikit yang benar-benar melakukan "sesuatu" untuk mengurangi efek global warming.

Global warming adalah proses peningkatan suhu bumi yang diakibatkan oleh banyaknya CO2 (karbondioksida) di atmosfer sehingga panas bumi lebih banyak tertahan dibawah lapisan atmosfer. CO2 dihasilkan dari proses pembakaran baik dari kendaraan bermotor, pabrik-pabrik, maupun pembakaran sampah rumah tangga.

Salah satu cara untuk mengurangi efek global warming adalah dengan mengurangi CO2 yang ada di atmosfer. Mengurangi CO2 bisa dibagi menjadi 2: mengurangi pembakaran atau mengolah CO2 menjadi O2 dengan bantuan pohon. Saat ini yang lebih banyak dikampanyekan untuk dilakukan adalah mengurangi pembakaran, antara lain dengan melakukan silent hour pada 28 Maret 2009, memberi insentif pajak untuk mobil hybrid (mobil yang menggunakan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil), dan lain sebagainya.

Namun selain melakukan pengurangan pembakaran, kita juga dapat melakukan pengolahan CO2. Cukup dengan menanam 1 pohon di halaman, kita bisa membantu bumi ini untuk:
  1. Menghasilkan lebih banyak oksigen
  2. Mengurangi CO2 dan gas-gas beracun
  3. membuat pemandangan menjadi lebih indah
Ada banyak jenis pohon, namun yang saya sarankan disini adalah pohon yang bisa ditanam dalam pot. Mengapa? Karena sekarang ini rumah lebih banyak berukuran kecil dan halaman didiskon semaksimal mungkin untuk menghasilkan rumah yang cukup besar dengan area terbatas. Diantara banyak jenis pohon, saya merekomendasikan bunga kembang kertas, karena pemeliharaannya mudah dan gampang berbunga. Gampang berbunga? Buat apa? Mungkin diantara kita banyak yang bertanya seperti itu. Jawabannya simpel aja, supaya cepat mendapatkan hasil dari kerja yang sudah kita lakukan.

Kadang-kadang saat kita melakukan sesuatu, yang menjadi motivasi terbesar adalah hasil yang akan kita dapatkan dari "sesuatu" itu. Seperti saat menanam bunga, tentu harapan terbesar adalah saat melihat pohon kita berbunga. Kembang kertas adalah yang terbaik untuk hal ini. cukup bermodal sedikit ranting yang ditanam dalam media tanah di pot yang terbuat dari ember bekas, dalam 2-3 bulan kita sudah dapat melihat bunganya.

Ada banyak jenis kembang kertas yang bisa ditanam di halaman. Nanti akan saya bahas di tulisan berikutnya..


Thursday, February 26, 2009

Kota Tua Bawah Laut

Alexandria, Egypt: Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander the Great, terbentang apa yang dipercayai sebagai puing-puing kamar/ruangan kebesaran Cleopatra. Dipercayai bahwa gempa besar sekitar 1500 tahun yang lalu menyebabkan tempat ini tenggelam di dalam laut bersama peninggalan-peninggalan bersejarah, patung-patung dan bagian-bagian lain dari istana Cleopatra.




Bay of Cambay, India:
Beberapa tahun yg lalu ditemukan sebuah kota berumur lebih dari 9500 tahun. Lebih penting lagi penemuan ini lebih tua 5000 tahun dari apa yang pernah ditemukan didaerah ini, memaksa para ahli sejarah untuk mengevaluasi kembali pengertian mereka tentang sejarah kebudayaan di daerah itu. Penemuan ini dinamakan Dwarka atau Kota Emas, yang dinamakan menurut kota tua dalam laut yang dimiliki dewa Khrisna.




Kwan Phayao, Thailand:
Sebetulnya candi berumur 500 tahun yg berada di dasar danau Phayao tidak aneh. Tetapi yang aneh adalah bahwa danau tersebut baru dibuat dengan sengaja 70 tahun yang lalu.




Yonaguni-Jima, Japan:
Ditemukan oleh seorang pemandu tur selam kurang lebih 20 tahun yang lalu. Banyak kontroversi tentang piramid misterius yang ditemukan lepas pantai jepang. Bangunan ini terlihat seperti dipahat dari lempengan batu menggunakan peralatan yang diduga tidak/belum ada pada jaman dahulu di area ini.




Havana, Cuba:
Sebuah tim ilmuwan melanjutkan penelitian tentang puing-puing megalitic di selat Yucatan dekat Cuba. Mereka menemukan bukti bahwa ada sebuah pemukiman urban sepanjang beberapa mil sepanjang pantai. Beberapa percaya bahwa yang dahulu tinggal ditempat tersebut adalah kebudayaan America tua.




North Sea, Europe:
Sebuah landscape baru-baru ini ditemukan dibawah Laut Utara. Dulu pernah didiami oleh manusia kurang lebih 10000 tahun yang lalu. Area tersebut dulu adalah sungai, danau, dan samudra sekarang ada dibawah dasar laut.




Atlantis, Antarctica?
Lebih dari 100 tahun yg lalu seorang kurator museum di Istanbul menemukan sebuat peta tua. Setelah menelitinya dia menemukan lokasi yang ditandai dengan deretan gunung yang lokasinya adalah dimana Antartica sekarang berada. Peta ini adalah salah satu dari sekian bukti yang menyatakan bahwa Antartica adalah kota Atlantis yang hilang. Bukti terbaru adalah penemuan menggunakan teknologi sonar yang menunjukkan bahwa ada struktur lagi dibawah Antartica.



Friday, February 20, 2009

Praying' Dog at Japanese Temple

Di kuil Buddha Zen di jepang Selatan, anjing peliharaan juga bisa ikut berdoa. Meniru gerak-gerik tuannya, Pendeta Joei Yoshikuni, Conan, nama anjing yang berusia 1,4 tahun itu, ikut berdoa setiap hari di kuil yang terletak di Naha, Okinawa.

Hanya butuh beberapa hari belajar, kini Conan sudah menjadi buah bibir warga sekota. Conan duduk bersila dan membungkuk ke arah altar.



"Berita tersebar dan kami kedatangan turis yang lebih banyak," kata Yoshikuni di Naha.

Pendeta Joei Yoshikuni mengatakan, selama ini Conan selalu ikut dengannya saat berdoa di kuil itu.

"Saya kira Conan terbiasa melihat saya berdoa dan kemudian tergerak mengikuti gerak-gerik saya," kataYoshikuni seraya mengatakan bahwa Conan kini sedang dicoba diajari bermeditasi.
Menarik untuk dinantikan, bagaimana Conan bisa bermeditasi. Lalu saya coba google, mencari berita soal anjing Conan ini dengan key "joei yoshikuni", ternyata cukup banyak beritanya di BBC, Yahoo, dll.



Salah satu beritanya yang memuat gambar Conan sedang berdoa di samping tuannya, Pendeta Joei Yoshikuni.

Friday, February 6, 2009

Stop Global Warming! Help Us... Help You!

Berikut ini ada beberapa fakta yang saya dapat dari sahabat penggiat Save Planet yang bisa kita simak untuk kita lakukan dalam rangka Save the Planet atau hemat energy ( listrik maupun air)...Mungkin bukan hal baru bagi anda tapi selalu relevant untuk dilakukan hari ini, kemaren dan esok...


DO YOU KNOW THAT .....

1. Tidak menancapkan colokan listrik walopun ketika alat elektronik itu
dimatikan = menghemat 40-50% biaya listrik yang harus anda bayarkan tiap bulannya.... Dan berarti pula, mengurangi panas yang timbul dari alat elektronik yang merembet ke pemanasan global.

2. Kantong plastik butuh waktu 1000 tahun untuk terurai di TPA (tempat pembuangan akhir). Sekitar 300 juta buah kantong plastik dibuang tiap tahunnya di Indonesia. Belum lagi yang dibuang di sungai belakang rumah dan tempat-tempat yang tidak semestinya. Dan 10kg kertas koran yang siap di jual loakan... itu membutuhkan 1 pohon yang butuh waktu 10 tahun untuk jadi besar. Bayangkan yang terjadi dengan ilegal logging... how many trees has been cutdown for you? Imagine how they make the world hotter?

3. Ketika kamu membeli 1 liter air mineral di supermarket = beli 5 liter air. Tanya kenapa? Karena di pabrik, untuk mendinginkan botol plastik panas yang baru dicetak, membutuhkan 5 liter air... cck cck cck... Kode botol apa yang aman digunakan sebagai botol air? Lihat tanda dibawah botol, cari nomor 2,3 atau 4.... selain nomor-nomor itu... they're not safe, karena sama aja kamu makan plastik!!!!


4. Tisue yang uda di pakai itu ngga bisa di recycle... begitu juga karton-karton yang bekas kena minyak, makanan, kue, minuman... They're only a waste... yang mau ngga mau tanahlah yang harus merecycle. Perkiraan orang memakai tisue 6 biji sehari. 2.200 biji setaun. Berarti kira-kira 44 MILIAR biji seluruh Indonesia setaun... Kalau kita menghemat 1 lembar ajah tiap hari... berarti kita mengurangi sampah kertas sebanyak 7 MILIAR biji setaon... HEBAT KAN?


5. Be Green on ATM? Kalo di BCA kan ada yang ambil duit ngga pake receipt... atau be smart dong... Transfer lewat Internet banking ato mobile banking.... 8 MILIAR kali transaksi di ATM yang mengeluarkan kertas receipt tiap tahun adalah salah satu sumber sampah terbesar di dunia. Kalau selama setahun orang transaksi ngga pake kertas receipt, itu akan menghemat satu roll besar kertas yang bisa buat melingkari garis equator sampe 15 kali... ccck ccck


6. Minimal punya 2 macam tempat sampah dirumah, membantu mengurangi polusi air, udara dan tanah. Pisahkan sampah basah (sisa makanan dan masakan, daun, minuman) dan sampah kering ( botol, plastik, kertas, kaca) Lebih baik lagi untuk memisahkan sampah menurut 4 kelas:
  • Plastik ( pembungkus makanan, kantong kresek, kantong belanjaan)
  • Rumah tangga ( tulang ayam, sisa capcay, makanan basi)
  • Kertas (Pembungkus gorengan, popok bayi, tisue yang sudah dipakai). Buku bekas catatan, kertas2 tagihan, koran, kertas iklan... disendirikan untuk dijual
  • Logam (kaleng susu, kaleng makanan) dan kaca. Hanya butuh waktu 2 bulan untuk menjadikan sampah rumah tangga menjadi kompos yang bisa dipakai lagi untuk pupuk tanaman...
7. Polar Bear / Beruang kutub ngga bisa berenang... tapi karena global warming di Kutub Utara, mereka harus berenang 30km untuk mencari es tempat berteduh!!

So, Go Green starting NOW!!


Thursday, February 5, 2009

STOP PEMAKAIAN STYROFOAM

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ''kemenangan lingkungan'' karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.


Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.


Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda did alamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.



Berbahaya Bagi Kesehatan


Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.


Benjana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit Anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.


Oleh beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization's International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency), styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan carsinogen(bahan penyebab kanker)



Makin Berlemak Makin Cepat


Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, baham kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan.



Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.



Buruk Bagi Lingkungan


Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut.


Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.


Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.


Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan.



Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam??

Bagaimana dengan anda dan Keluarga anda??
Akankah berlaku bijak dengan tidak menggunakan styrofoam??


Mari selamatkan bumi disekitar kita ........

Tuesday, February 3, 2009

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

Source: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/102006/02/0902.htm


MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?


Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.


Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.


Konteks Indonesia


Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.


Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.


Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.


Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.


Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.


Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.


Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."


Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.


Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mudin navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***


Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

Thursday, January 29, 2009

Menyelam di Raja Ampat-Papua

WOOOWW...

Keindahan Indonesia dikembangkan oleh asing..Tidak malukah kita?


Apakah ada yang tahu foto-foto tersebut semua diambil dimana?


Foto-foto tersebut adalah foto-foto keindahan bawah laut di perairan raja ampat di daerah barat papua. Mungkin banyak dari anda sekalian yang baru pernah mendengar perairan raja ampat ini? Tetapi sebenarnya Raja Ampat sangat terkenal sekali di kalangan penyelam dan merupakan salah satu surga penyelaman di dunia.



Perairan Raja Ampat di Papua memang sejak puluhan tahun lalu memiliki keindahan bawah laut yang luar biasa, bahkan salah satu yang terbaik di dunia. Namun tidak ada satupun dari kita orang indonesia yang mengembangkannya atau bahkan mengetahuinya. Sampai adanya seorang Max Ammer.


Max Ammer (di foto atas sebelah kiri) adalah penyelam yang berkewarganegaraan Jerman dan Belanda yang sangat jatuh hati sejak belasan tahun yang lalu akan keindahan bawah laut raja ampat yang kita miliki. Dia jugalah yang akhirnya membuat Resort Papua Diving, yang sejak 1994 hingga sekarang merupakan salah satu tempat tujuan para penyelam dunia.

Ini website Papua Diving

Spoiler for papua diving:


Max Ammer adalah betul-betul seseorang pengusaha yang mencintai dan mengembangkan daerah sekitar Raja Ampat. Dari 100 orang pekerjanya 90 adalah orang asli papua, dalam membangun papua diving dia menggunakan semua sda dari sekitar hanya semen dan cat saja yang tidak dari tempat tersebut, diapun mengajak wisatawan-wisatawan yang datang untuk ikut mencintai papua, banyak dari wisatawan-wisatawan tersebut yang menjadi donatur tetap untuk sekolah, tempat ibadah, dan lain-lain.

Spoiler for pembangunan papua diving:

Bahkan karena adanya peran Max Ammer jugalah Raja Ampat sejak tahun 2005 mendapatkan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, suatu program yang dibuat oleh bank dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut.





Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang seperti Max Ammer. Kalau anda ingin tahu betapa warga dunia menghargai Raja Ampat bukalah google dan ketik raja ampat untuk mengetahuinya sendiri. Namun hal yang sangat membuat saya sedih adalah mengapa orang yang begitu mencintai dan mengembangkan keindahan indonesia adalah orang berkewarganegaraan Jerman dan Belanda? Kemana kita sebagai orang-orang indonesia ? Padahal seharusnya itu adalah kewajiban kita sebagai putra putri Indonesia .



Dengan tulisan ini saya ingin mengajak agar kita semua dapat mencintai keindahan-keindahan Indonesia kita dan ingin mengembangkannya. Karena masih banyak keindahan-keindahan lain yang belum berkembang atau belum begitu dikembangkan di indonesia ini.